Setiap orang di dunia ini pastinya memiliki identitas masing-masing pada diri mereka. Identitas itulah yang membuatnya dikenal oleh orang lain. Sebagian identitas tersebut bisa datang dari dalam diri orang itu sendiri, dan bisa juga dari orang lain. Identitas yang muncul dari diri biasanya berupa identitas suku, agama, ras, nama, dan lain sebagainya. Sedangkan identitas yang berasal dari orang lain biasanya berupa identitas yang “dilabelkan” pada orang tersebut berdasarkan bagaimana cara dia berperilaku, misalnya sombong, baik, pelit, sopan, ramah, dan lainnya.
Dan inilah saya, Muhammad Reza Arfani. Anak ketiga dari empat bersaudara. Saat ini sudah banyak sekali identitas yang menempel pada diri saya. Mulai dari identitas bahwa saya ini anak dari kedua orang tua saya, saya ini orang jawa karena saya tinggal dijawa, saya ini laik-laki, dan saya adalah orang Islam. Semua identitas itu menempel pada saya karena memang itulah diri saya.
Kemudian tentang identitas yang dilabelkan oleh orang lain pada saya. Banyak sekali identitas yang saya sandang berkat pelabelan dari orang lain tersebut. Ada yang bilang saya ini orang yang penyabar. Mungkin saya memang penyabar, karena saya juga jarang dan malas untuk marah kepada orang lain. Ada yang bilang kalau saya adalah anak yang slengekan. Saya akui, memang benar saya ini slengekan karena saya memang seperti itu. Masih banyak lagi identitas yang dilabelkan orang lain kepada saya.
Diantara banyaknya identitas yang dilabelkan pada saya oleh orang lain tersebut, beberapa mungkin benar dan beberapa lainnya bisa saja salah. Sesuatu yang sebernya membuat saya bingung adalah, apakah perilaku saya yang membuat orang lain melabelkan identitas tersebut kepada saya, atau justru identitas yang dilabelkan tersebut yang membuat saya berperilaku demikian? Karena dalam beberapa kasus sering kali terjadi sesorang dilabeli identitas oleh orang lain sehingga membangun mindset orang tersebut bahwa dia itu seperti apa yang telah dilabeli dan membuat orang tersebut untuk berperilaku seperti apa yang ada di mindset-nya.
Jika ditanya tentang identitas apa yang paling menonjol pada diri saya, jujur saya bingung. Semua identitas yang ada pada diri saya, baik yang saya bawa dari lahir ataupun yang saya dapat dari pelabelan orang lain, tidak ada satupun identitas yang menonjol. Semuanya sama rata. Kemudian, bagaimana cara orang lain lain mengenal identitas saya jika bahkan saya sendiri tidak memiliki satu identitas yang kuat? Sejauh ini saya selalu tampil di depan umum dengan apa adanya saya. Saya membawa semua identitas yang saya miliki. Akan butuh waktu sampai orang lain bisa benar-benar mengenal identitas-identitas saya.
Jadi, jika ada yang bertanya kepada saya “Apa identitasmu?” akan saya jawab, “Inilah saya. Kenali saya, dan anda akan tahu dengan sendirinya.”
No comments:
Post a Comment